Tiba-tiba
saja glen lari mendekati wanita pujaannya. Tak perduli ramainya orang yang lalu
lalang melihat mereka berkejar-kejaran. Dia tetap mengejar dan terus mengejar
hingga mendekati lina. Dilihatnya lina menangis, dan terus menangis tanpa
berhenti. Tapi glen tidak menangis, dia berusaha tetap tegar dan tenang. Namun
jauh di dasar hati glen, setiap tetes air mata lina membuat dirinya terluka,
sakit, perih. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain membiarkan istrinya
menangis dengan apa yang terjadi pada mareka. Tiba-tiba saja hujan menyapa
mareka, seolah-lah Alam semestapun ikut menangis dengan apa yang terjadi pada
lina dan glen. Setiap tangisan lina menambah derasnya tangisan alam.
Glen
mendekati lina dan berkata, “sabar sayang… sabar…” sambil memeluk lina yang
mulai kedinginan. “mari kita pulang sayang, nanti kamu sakit…”
Lina
malah menggeleng dalam pelukan glen. “Tapi,,, nanti kamu sakit,,, dan aku gak
mau kamu tu sakit”.