Tiba-tiba
saja glen lari mendekati wanita pujaannya. Tak perduli ramainya orang yang lalu
lalang melihat mereka berkejar-kejaran. Dia tetap mengejar dan terus mengejar
hingga mendekati lina. Dilihatnya lina menangis, dan terus menangis tanpa
berhenti. Tapi glen tidak menangis, dia berusaha tetap tegar dan tenang. Namun
jauh di dasar hati glen, setiap tetes air mata lina membuat dirinya terluka,
sakit, perih. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain membiarkan istrinya
menangis dengan apa yang terjadi pada mareka. Tiba-tiba saja hujan menyapa
mareka, seolah-lah Alam semestapun ikut menangis dengan apa yang terjadi pada
lina dan glen. Setiap tangisan lina menambah derasnya tangisan alam.
Glen
mendekati lina dan berkata, “sabar sayang… sabar…” sambil memeluk lina yang
mulai kedinginan. “mari kita pulang sayang, nanti kamu sakit…”
Lina
malah menggeleng dalam pelukan glen. “Tapi,,, nanti kamu sakit,,, dan aku gak
mau kamu tu sakit”.
Mareka
hanya diam. Yang terdengar hanya suara hujan yang masih saja lebat. Sesekali
terdengar guntur yang kebetulan lewat. “Seharusnya ada anak kita yang duduk
tengah…” tiba-tiab lina bicara. ”Bangku ini muat buat kita bertiga…, aku, kamu,
anak kita… Dan kita akan setiap hari bermain di taman ini dan duduk di bangku
yang sama, warna yang sama, putih. Bunga yang indah serta air pancuran yang ada
didepan kita akan lebih merdu suaranya”.
Glen kembali mendekati lina, kedua tangannya memegang
bahu lina dan di balikkan lina supanya berhadapan dengan glen. Bukan kamu saja
yang merasa kehilangan, aku juga… tapi kita masih bisa mencobanya lagi, kita
bisa berusaha lagi, kita masih punya kesempatan. Glen telah berusah menyakinkan
lina.
Itu
saat terakhir mareka berbicara, sebelum akhirnya lina memutuskan untuk pergi.
Dan liat lah glen sekarang, sangat menderita… tapi dalam beberapa hari ini glen
mengalami kemajuan. Dia sudah bisa tenang dan tidak berteriak lagi seperti yang
biasa dia lakukan.
“so…
tugas kamu hanya menganti baju dan seprei kasur tempat glen tidur, serta
mencucinya, gimana? Bisa?!”
“Siap
bu…”
“saya
tinggal ya…”
dan….
Selanjutnya… Bla…bla….bla……. end.
***
Aku rasa ada ribuan
film atau cerita yang menggunakan hujan sebagai latar dari cerita atau dalam
skenario mareka. Seperti cerita di atas. ya… walaupun gak habis aku buatnya.
Hanya sebagai contoh. bisa jadikan?! Tapi yang ingin aku katakan, mungkin lina
dan glen akan mengingat kejadian seperti itu setiap kali turun hujan. memory
tentang kesedihan mareka waktu itu. Ataupun mareka tidak akan bias mengingatnya
sama sekali. (bisa jadi kan?! Hahaha…)
Nach, aku rasa kalian
juga punya pastinya. Memory yang selalu xan ingat setiap kali hujan datang.
Seolah punya makna sendiri bagi xan semua. Pertanyaannya sekarang Apa makna
dari kata hujan bagi xan? Pasti ada sesuatu di situ. Ada kenangan atau memory
yang setiap kali datangnya hujan akan muncul dengan sendirinya. Ataupun xan
akan merasa senang setiap kali turunnya hujan seolah membersihkan segala bentuk
kekotoran hati dan pikiran xan dari segala bentuk permasalahan dunia yang tak
kunjung berakhir. Atau bisa jadi membuat xan lebih rileks dan menikmati hidup
setiap kali datangnya hujan. Bisa jadi xan merasa lebih damai dengan adanya hujan.
Dinginnya menyejukkan
hati yang sedang panas, galau dan gundah. Setiap tetesannya memberikan semangat
baru bagi jiwa xan. Betapa damainya dunia jika saja ujan itu selalu turun untuk
memberikan kesejukan bagi setiap manusia yang bernaung di bawahnya. Betapa
indahnya dunia dengan hiasan pelangi yang di hasilkan oleh hujan. Sejuk yang
membuat setiap orang damai, tenteram dan merasa nyaman dengan diri mareka
sendiri.
Banyak hal yang terjadi
karena hujan. Dan semua dari kita mempunyai kisah tersendiri setiap kali dia datang.
Tentu saja kita semua punya, apa itu masa kecil dan lain sebagainya.
Aku beritahu kalian,
hujan itu anugerah yang sangat luar biasa bagi kita umat manusia. Hujan itu
tidak hanya sebatas hujan yang airnya nanti bisa kita minum. Atau bukan hanya
sebatas air yang turun dari langit dan kita manfaatkan untuk bercocok tanam. Bukan
hanya itu saja, lebih dari itu.
Waktu aku kecil setiap
x hujan datang merupakan kesenangan sendiri bagiku dan beberapa temanku. Kami bisa
Maen seluncuran di teras rumah orang, berlarian, bahkan main bola di sawah
sampai berlumuran dengan lumpur. Awesome….! Tapi jika sekarang ada orang yang
mengajak maen hujan, hahahahaha…… it’s gonna be fun! Xan semua harus coba itu,
kemerdekaan yang sebenarnya. Rasa senang yang tidak bisa aku dapatkan lagi
sekarang. Yach… tau sendirilah, dunia orang dewasa sangat rumit. Jauh berbeda
dengan dunia anak-anak yang lebih simple, lebih apa adanya. Tanpa intrik untuk
satu tujuan sendiri, tanpa saling hasut dan saling menkhianati untuk
kepentingan pribadi, tanpa segalanyalah. Dunia anak itu lebih sederhana, tidak
rumit. Ah, Lupakan saja dunia dewasa. (aku masih ngerasa kecil… hahaha)
Akan percuma aku
ceritakan semua tentang hujan jika xan tidak mencobanya sendiri. Tidak
merasakannya sendiri. Maka keluarlah ketika dia datang. Rentangkan tangan
kalian dan sambut kedatangannya dengan penuh kenangan. Rasakan setiap tetesan
yang menyentuh badan xan. Sentuh dia dengan tangan dan hatimu. Rasakan apa yang
dia katakan pada xan. Rangkul tangannya dan ajak dia berlari dalam luasnnya
hati xan. Ajak dia untuk menyejukkan hati kita yang sedang panas, galau, gundah
dan bosan dengan segala permasalahan yang kita hadapi. Ajak dia untuk
berbicara. Tak perduli kalian keras suaranya atau kecil atau tidak punya suara
sama sekali. Dia akan tetap mendengar kita dengan setiap sentuhannya. Larutkan
dia dalam setiap bagian dari diri xan. Jadikan dia sebagai anugerah yang tidak
akan pernah di dapatkan oleh siapapun selain xan.
Kemudian larilah,
larilah dengan kencang, sangat kencang. Tinggalkan semua masalah, kebosanan,
rasa galau xan serta semua hal yang membuat xan muak untuk mengingatnya.
Tinggalkan mareka di situ untuk selamanya. Mareka akan lebur sendirinya. Mareka
akan hilang terbawa setiap tetesan air hujan dan meresap jauh kedalam bumi.
Tidak pernah ada itu semua,
Dan xan akan kembali
dengan hidup dan semangat baru yang lebih kuat dari sebelumnya.
Jika tidak ada hujan
gimana?! Loh… ya gak mandi hujan, itu aja kok repot. J
No comments:
Post a Comment