Lelaki kebanyakan gengsi atau malu untuk menceritakan apa
yang dirasakannya kepada kawan atau teman. Tapi apakah itu berlaku bagi wanita?
Bisa iya atau tidak. Tapi kemungkinan terbesar, wanita lebih senang bercerita
dan berkeluh kesah kepada teman, kerabat atau sahabat atau kepada siapapun yang
mareka percaya atau anggap lebih dewasa dan mampu dalam memberikan nasehat
kepadanya.
Aku punya teman yang suka bercerita, hampir setiap kali
berjumpa, dia berbicara layaknya rel kereta api yang sangat panjang tanpa bisa
putus. Asyik punya temen yang seperti itu. Untungnya ya.. ketika kita lagi
malas ngobrol ada dia yang menceritakan dogeng.
Dan
juga, Aku punya banyak teman yang jarang, bahkan tidak pernah menceritakan
permasalahannya kepada siapapun. Sampai-sampai, kita tidak pernah tahu dia
kenapa. merokok sangat banyak, melakukan hal-hal gila yang kadang-kadang tidak
pernah dia lakukan. Dan suatu ketika, aku beranikan diri untuk bertanya.
Dan…
hmmm… dia nanyak… boleh curhat?
Aku:
%^&*%^%&#$&#$&#*
Pertanyaan macam apa
itu?! Tentu saja boleh, aturan mana yang melarang kita menceritakan masalah
kita kepada temen atau sahabat. Rasa belum ada aturan yang seperti itu, (gak
tau kedepannya ada atau ngak… hukum galau jika para penegaknya juga galau). Ayolah
kawan, jangan takuet seperti prita yang dipenjara karena curhatannya di
internet. Kita gak pake internet, jadi gak akan ada pidana yang menghampiri. Just
between you n me… no body else… you can keep my word, trust me…
Dan akhirnya, dia
bercerita. Kamu tahu, kenapa aku melakukan banyak hal gila akhir-akhir ini?
Aku: ya gak lah, kamu
belum cerita…
Aku ingin melupakan
dia, tapi tidak bisa. Dia terlalu susah untuk dilupakan. Dia terlihat sempurna
dan cantik di mataku. Banyak cara yang kulakukan untuk melupakannya. Tapi tetap
tidak bisa, yang tergila pun sudah, tetap saja tidak bisa. Sepertinya dia
lengket di hati dan pikiran ku. Sepertinya dia Tidak mau berpisah denganku, aku
tidak tahu perasaan ini benar atau salah. Tapi yang kau rasakan seperti itu.
Kadang aku ebrpikir,
aku bukanlah aku yang dulu. Hilang semangat untuk hidup, tapi itu kenyataannya.
Jadi aku harus menerimanya sepahit apapun itu. Sob, aku akhirnya berdoa pada
Tuhan, Ya Allah, aku titipkan hatiku padamu… dan berikanlah keikhlasan dalam
menerima ketentuanmu… jika memang dia untuk ku… dekatkanlah… jika memang bukan,
jauhkanlah… aku hanyalah kepunyaan mu…”
Dan setelah itu, aku
berusaha untuk menerima kenyaataan itu semua. Bisa atau tidak, aku harus bisa.
Dan… blaa…..blaa…. bla…
Makasih sob, udah mau
mendegarkan curhat ku….
Aku: apa?! Udah selesai..?! oke..siip…
Makanya, punya masalah
tu jangan di pendam…
Dan seperti itulah,,,
jadi pendengar yang baik tanpa bisa berkomentar. Hanya itu yang bisa aku
lakukan untuk seorang teman yang lagi galau. Bahkan berpikir curhat itu di
larang. Ini mungkin termasuk manusia modern… ***
No comments:
Post a Comment