“Dimana
letak cinta jika tujuan sudah berbeda. Apa artinya sayang jika keinginan hilang
melayang. Apa artinya sebuah kata rindu jika kita memang sudah tak bisa untuk menyatu.“ (......)
Tak kuragukan sayangmu
padaku dalam hal apapun. Namun tetap kubertanya pada diriku tentang sayang yang
kau ucapkan padaku. Berbagai pertanyaan datang dan menghujam setiap bagian dari
hati dan pikiranku. Aku ragu, bimbang dan terharu. Di satu sisi tak boleh ada
rasa curiga jika aku sayang padamu. Tapi itu terjadi, dan aku tak kuasa untuk
melawan setiap kotoran yang bertumpuk di kepala dan hati.
Kucoba memperlebar
ruang di hati, berharap sesak hilang dan berganti dengan lapang. Itu berhasil,
walau tak terlalu lapang. Lumanyan untuk orang yang tidak terlalu ikhlas dalam
hidup. Perlahan namun pasti, semua pasti bisa teratasi. Itu yang kuyakini
dengan jawaban waktu yang memberi. Tapi, tetap saja bayangmu suka mampir dan
menyapa. Setiap kali aku dalam kesendirian. Kadang kau tersenyum, kadang kau
cemberut. Tak senang jika kulihat engkau bermuka masam. Ku kukatakan padamu, langit
mendung, menghilangkan keindahan mentari, rasanya pudar cantikmu jika engkau
bermuka muram. Tak ayal aku menangis setiap kali teringat jika engkau telah
pergi.
Aku rindu, tapi apa
yang bisa kulakukan?! Hanya melihat fotomu yang diam-diam tak aku hapus walau
ku tambatkan janjiku padamu. Nekat, membuat kepercayaanmu kurang padaku. Maafkan
aku, terpaksa aku lakukan karena perasaan yang tak pernah terbendung setiap
hati ini ingin dekat denganmu. Jangan kau kira aku tak berpikir atau bertanya
pada diriku tentang perasaan ini. Kadang kala aku bertanya apakah benar aku
sayang padamu? Atau ini hanya nafsu yang sudah lama bersemai karena aku tak
dapat menyentuhmu?. Tapi rasanya aku tak berniat untuk memperlakukanmu layaknya
seorang wanita penghibur. Aku juga tak memaksamu untuk selalu bertemu hanya
untuk melepas rindu.
Aku hargai rasa malumu,
karena aku tau engkau punya iman yang jauh lebih kuat dari pada aku. Aku iyakan
semua maumu, karena aku tahu engkau lebih tahu yang terbaik untukmu daripada
aku. Bukan karena ada wanita lain yang singgah di hati. Jangan kau berpikiran
seperti itu padaku. Tak tega ku sakiti hatimu walau kita tak punya status untuk
bisa cemburu. Takpun ku berniat melukai perasaanmu, maafkan aku jika itu
terlanjur terjadi.
Jujur kusampaikan
padamu, pertama kau sampaikan niatmu padamu. Tak pelak aku hilang untuk waktu
yang tak menentu. Arah barat jadi utara, timur berpaling keselatan dan atas
kadang kala menjadi bawah. Dunia berputar tak menentu berirama dengan suara
hatiku. Perlahan kucoba sikapi sebagai seorang yang entah seperti apa. Tak bisa
kukatakan berhasil, juga tak bisa kukatakan tidak berhasil.
Kuyakini satu hal dalam
hidup ini,
“luruskan niatmu,
konsisten dengan itu dan jalani apapun tujuanmu, maka ALLAH pasti bersamamu”.
Yogyakarta, 27 februari 2013.
when i finish read it just wanna laugh but i cant....
ReplyDeleteantara 2 sisi koin harus memutar dan memilih sisi mana yang memang harus dipiliih walaupun tak ingin memilih kedua sisi tersebut dan ingin memilih ke dua sisi tersebut...
tapi hidup adalah pilihan dan harus ada aktor antagonisnya.....