Malam semakin larut dan
aku tetap saja tidak bisa memejamkan mata yang telah lelah ini walau hanya
untuk sesaat. Menghindarkan diri dari dunia yang penuh dengan masalah. Ntah apa
yang ada dalam benakku. Sampai aku tidak bisa merasakan lagi nikmatnya terlelap
dalam buaian malam. Akupun tak mampu menahan aliran darah yang terus mengucur
deras di kepala, berbarengan dengan gelombang pikiran yang tidak karuan tentang
kehidupan. Rasanya terlalu banyak problema yang kuhadapi. Rasanya aku sudah
terlalu tua untuk menyelesaikan semua permasalahan ini. Aku berpikir untuk
segera pensiun dari percaturan dunia yang tidak pernah ada akhirnya bagi
kebaikan.
Rasanya aku terlalu
lelah untuk memikirkan sesuatu yang tidak pernah ada. Yang bisa kulakukan hanya
bermimpi tanpa bisa mewujudkannya. Mimpi hanya akan terus menjadi mimpi tanpa
ada realisasi. Mimpi, hanya akan terus berada dibenak pikiran yang sempit ini
jika tidak pernah kita keluarkan untuk menjadi sesuatu yang nyata yang benar-benar
kita inginkan.
Mungkin saja aku merasa
putus asa dengan segala permasalahan yang tidak pernah kunjung selesai. Bisa
jadi, mengingat selama ini tidak ada satupun dari tujuan dan impianku terwujud.
Sebenarnya, tidak ada kata putus asa pada kamus kehidupanku. Namun, keadaan
terlalu mengodaku untuk selalu dan selalu menggunakan kata-kata yng tidak
pernah ada ini.
Aku merasa jiwaku tidak
bersamaku lagi. Dia menghilang seiring dengan perasan yang kalut yang berujung
kepada rasa tidak percaya bahwa aku ini hidup. Bahwa aku ini punya tanggung
jawab, punya kewajiban yang harus aku tunaikan kepada ALLAH sebagai khalifah
dimuka bumi ini. Berbagai macam cara telah aku tempuh untuk mendapatkan jiwaku
yang telah hilang terhapus realitas yang tidak pernah berpihak kepadaku. Mungkin
menurutku yang tidak berpihak kepadaku.
Apa mungkin karena aku
tidak mampu melihat kebaikan yang ada padaku. Mungkin saja aku terlalu tua
sehingga mataku buta dalam melihat semuanya kenyataan yang ada dan benar adanya
pada diriku.
Ntahlah, aku merasa
terlalu lelah untuk hidup. Bukannya aku tidak percaya akan semua kata-kata
ALLAH SWT dalam kitab suciNYA. Seperti yang aku katakan tadi. Aku sudah tidak bisa
membedakan mana yang mimpi dan mana yang realita. Mana sebetulnya hidupku yang
sebenarnya. Semua terasa berlalu dengan sangat-sangat cepat. Kadang aku merasa
hidup di dunia mimpi yang tidak akan pernah habis dan habis sampai kiamat
datang. Setelah kiamat aku memulai hidup baru lagi. Apakah itu di syurga
ataupun di neraka.
Jikapun aku di syurga,
akan juga akan memulai hidupku yang baru. Dengan berbagai kegiatan yang tidak
pernah terbayangkan di dunia. Apakah disana ada rutinitas yang sama dengan
dunia? Atau kita hanya bersenang-senang disana? Apakah yang kita lalui disana
juga merupakan mimpi? Kita tidak bisa melihat masa lalu dan masa depan. Kita
akan tetap berjalan setiap detik dan hembusan nafas tanpa bisa berbalik dan
melihat atau sekedar menikmati masalalu tanpa maksud memperbaikinya. Atau hanya
sekedar menyatakan hai atau menyapa kepada masalalu supaya aku ingat akan semua
kesalahan yang aku lakukan di masa itu. Aku rasa tidak, kita tetap hidup dengan
alur jam. Yang berdetak detik perdetik. Menit permenit sehingga detakan itu
berhenti tanpa kita tahu waktunya dimana dan kapan.
Ataupun aku dineraka,
apakah aku hanya akan menemui penyiksaan demi penyiksaan? Ataupun aku hanya
akan merasakan kepedihan yang tiada tara sehingga aku tidak pernah bisa
melupakannya hingga akhir dari pada hari kiamat? Terserah.
Aku tidak melihat
perbedaan dari itu semua. Dari akhir dunia kita yang fana. Dari akhir dunia
kita yang kekal selain rutinitas yang sama baik didunia maupun diakhirat.
Suasana dan keadaan saja yang berbeda. Aku hanya mengutarakan pemikiran ku.
Tidak bermaksud untuk melakukan sesuatu yang menyimpang dari ajaran alqur’an
dan hadist. Aku bisa katakan dan bisa merasakan keputus asaan yang sangat
mendalam pada hari ini.
Mungkin aku butuh
seseorang untuk menceritakan sesuatu yang aku alami. Atau sekedar berbagi apa
yang sedang aku rasakan. Mungkin aku perlu tempat yang lebih dari segala untuk
menceritakan penderitaan dan keputusasaanku dalam menghadapi kehidupan ini.
Rasanya terlalu berliku jalan yang aku hadapi hingga sampai pada jurang
kebinasaan yang sangat membahayakan. Yaitu keputus asaan.
Padahal aku sadar ALLAH
pernah berkata kepada manusia bahwa kita dilarang berputus asa dari rahmat
ALLAH. Namun apa yang aku lakukan?! Rasanya lebih mudah untuk menyampaikan hal
ini kepada orang lain ketimbang harus mempraktekkannya pada diri sendiri.
Sangat sulit dan super sulit. Lebih mudah berkata akan tetapi sangat sulit
untuk berkomit melakukan apa yang kita katakan.
“hal yang paling sulit
didunia ini adalah kita mengatakan semua hal, namun kita tidak berani istiqamah
atau berkomitmet pada semua perkataan kita”. Ketika anda mengatakan anda beriman,
apakah anda sanggup untuk melakukan apa yang anda katakan itu? Hanya anda yang
bisa menjawabnya.
Beureunuen, 6 Desember 2011.
Beureunuen, 6 Desember 2011.
No comments:
Post a Comment