Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Monday, November 14, 2011

Hakikat Bimbingan Dan Tujuannya


1.         Hakikat Bimbingan
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata Guidance (bahasa inggris), yang artinya “mengarahkan atau memandukan”.[1] Sedangkan makna atau batasan dari istilah bimbingan masih terhadap perbedaan antara para ahli. Mereka umumnya memberikan batasan mengenai bimbingan “sesuai dengan latar belakang profesinya, kultur serta pandangan dan falsafah hidupnya masing-masing”.[2]
Bimbingan biasanya diartikan sebagai penyuluhan, bimbingan ternyata tidak hanya dikenal dalam bidang pendidikan, tetapi sering juga dipakai dalam bidang-bidang lain, seperti bidang pertanian, bidang hukum, bidang kesehatan dan lain sebagainya. Dalam bidang-bidang tersebut istilah bimbingan disamakan dan disejajarkan artinya dengan istilah penyuluhan, yakni suatu usaha memberikan bantuan, baik bantuan yang berupa benda-benda nasehat atau petunjuk informasi.
Untuk memahami makna bimbingan beberapa ahli berpendapat sebagai berikut:
Menurut DR. Racman Natawidjaja yang dikutip oleh Hallen menyatakan:

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia dapat mengarahkan diri nya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai tuntunan dan keadaan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya.[3]


Pendapat lain dikemukakan Arthur Janes yang dikutip oleh Elfi Mu’awanah, Athur mendefinesikan bimbingan sebagai berikut : 
Bimbingan merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian dalam membuat pemecahan masalah. Tujuan bimbingan adalah membantu menumbuhkan kebebasan serta kemampuanya agar menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.[4]

Selain itu Bimo Waigito memberikan batasan mengenai bimbingan adalah “bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau kelompok individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan didalam kehidupanya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.[5] 
Dari beberapa batasan yang dikemikakan di atas, menunjukkan bahwa para ahli masih belum memiliki pandangan yang sama terhadap istilah bimbingan, sekalipun mereka tetap memberikan pengertian dasar yang sama, yakni bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu.
Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu agar dapat mengendali dirinya dan mengembangkan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kehidupannya, serta mampu memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungan secara tepat, dan akhirnya dapat memperoleh kebahagian hidup.
2.                              Tujuan Bimbingan
Selain tujuan bimbingan yang dikemukakan oleh Athur di atas bimbingan juga bertujuan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan menyebangkan serta mampu mengambil keputusan tentang masa depannya.
Dalam buku Bimbingan dan Konseling Hallen merumuskan tujuan bimbingan  agar peserta didik dapat menemukan dirinya. Dan mampu merencanakan masa depanya. Dalam hal ini bimbingan berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar bisa berkembang secara optimal menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. [6]
Tujuan lain dirumuskan oleh Athur jones yang dikutip oleh Elfi Muawanah, Athur merumuskan tujuan bimbingan sebagai berikut : 
Bimbingan bertujuan untuk membentuk individu agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, selain itu membantu individu agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan sebaik-baiknya sendiri, menerima dirinya, mengarahkan dirinya dan mewujudkan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. [7]

Selain rumusan tujuan diatas, Syamsu yusuf juga menyebutkan tujuan bimbingan sebagai berikut :
a.    Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan dimasa yang akan datang.
b.     Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c.    Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerja.
d.   Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, dalam lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.[8]

            Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, pendidik harus mendapatkan kesempatan untuk :
a.    Mengenal dan memahami potensi kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya.
b.    Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungan sekitarnya.
c.    Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
d.   Memahami dan mengatasi kesulitan-kesuliatan sendiri
e.    Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, lembaga tempat bekerja, dan masyarakat.
f.     Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
g.    Mengembangkan segala potensi dan kekuatanya secara tepat dan teratur dengan optimal.[9]
  
3.    Funsi Bimbingan.
            Bimbingan selain mempunyai tujuan juga mempunyai fungsi, yusuf juga menyebutkan beberapa fungsi bimbingansebagai berikut :
a.    Pemahaman, yaitu membantu anak agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya. Pemahaman ini diharapkan agar individu mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan.
b.    Preventif, yaitu usaha konselor untuk senantiaasa mengantisifasi berbagai masalah yang terjadi dan upaya untuk mencegahnya, supaya tidak peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada peserta didik tentang cara menghindarkan diri pembuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
c.    Pengembangan, yaitu konselor berupaya untuk menciptakan lingkunan yang kondusif.
d.   Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang berkaitan dengan upaya pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, agama, maupun karir.
e.    Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana  pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu.
f.       Penyesuaian, yaitu membantu individu agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan kontruktif terhadap program pendidikan, dan norma agama.[10]            
Dari beberapa pendapat di atas penulis merumuskan tujuan bimbingan. Bimbingan bertujuan untuk mengarahkan individu dalam mencari jati dirinya, serta membantu individu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki agar bisa berkembang secara optimal dalam memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan. Dengan kata lain bimbingan bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi hambatan dan kesulitan yang nantinya akan dihadapi dalam menjalani kehidupan agar individu bisa berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.


                [1] Syamsu yusuf, Landasan bimbingan dan konseling, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 2.
        
[2] Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling Islami, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 52.
[3] Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 5.

[4] Elfi Mu’awanah, Bimbingan…, hal. 53.

[5] Ibid, hal. 56.
[6] Hallen, Bimbingan…, hal. 55.

[7] Elfi Mu’awanah, Bimbingan…, hal. 56.

[8] Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan…, hal. 13.
[9] Ibid., hal. 13.

[10] Ibid., hal. 18-19.

No comments:

Post a Comment