Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Wednesday, August 3, 2011

Orang Tua Bijak dan Pemuda

Di suatu hari yang indah, datanglah seorang pemuda kepada orang tua yang bijaksana dengan segala permasalahannya. Dia menyampaikan segala keluh kesahnya tentang kehidupannya kepada orang tua yang bijak tersebut. Namun orang tua bijak itu hanya mendengarkan cerita demi cerita yang dilontarkan oleh pemuda yang sedang dirundung masalah itu. Namun pada akhirnya, ketika pemuda tersebut telah selesai bercerita sehingga dia tidak tahu lagi apa yang akan diceritakan kepada orang tua yang bijak.
Orang tua yang bijak itu hanya menyungguhkan air yang yang telah di campurkan dengan segenggam garam kepada si pemuda tersebut. Kemudian pemuda itu meminumnya dan berkata; “air ini sungguhnya sangat asin sampai terasa pahit”.

Apa yang engkau larutkan kedalamnya wahai orang bijak?.
“garam” Orang tua yang bijak menjawabnya dengan singkat.
Pemuda itu terperangah.
“apa sebenarnya yang ada dipikiran orang tua ini”. Batin pemuda berbisik.
“Apakah enak airnya?” tanya orang tua itu
“Sungguh sangat tidak enak...” jawab pemuda dengan sedikit heran.
“Mari kita keluar” ajak orang tua bijak.
Pemuda  itu hanya mengikutinya dengan penuh tanda tanya
“kira-kira apa yang akan diberikan kepadaku sekarang?, pasti sesuatu yang sangat ajaib yang akan menyelesaikan segala permasalahanku. Pasti itu adalah jimat yang membuat hidupku lebih dari sebelumnya” batin si pemuda.
Namun ternyata, orang tua hanya mengajak si pemuda ke sebuah danau yang sangat indah. Dengan sebuah air terjun yang selalu menghasilkan pelangi yang indah dengan  sedikit sinar matahari.
Segera saja orang tua bijak itu mengeluarkan sengenggam garam yang di bawanya dari rumah tadi dan mengaduknya kedalam danau tersebut. Kemudian menyuruh pemuda tersebut untuk meminum air danau tersebut.
“Bagaimana rasanya?” Tanya orang tua tersebut.
Pemuda tersebut sedikit kanget dengan pertanyaan sang bijak. “Segar, enak rasanya”
“Maka pulanglah!”
“Tapi, anda belum memberikan apapun kepada saya.”
“Ambillah hikmah dari kejadian hari ini, tapi apa itu?”
Orang tua bijak pun menjawab pertanyaan si pemuda yang menurut saya sedikit kolot... hahaha... canda aja...
“Bukanlah masalah yang selalu menimpa hidupmu yang membuat kamu murung atau seperti tertimpa gunung yang sangat besar, tetapi hatimu yang terlalu sempit sehingga masalah itu tidak muat di hatimu. Maka lapangkanlah hatimu untuk menerima setiap permasalahan itu. Seperti besarnya danau ini.”
“Hati mu sangat sengat kecil seperti gelas yang kecil, yang hanya dengan segenggam garam bisa membuat rasanyanya berubah, jadikanlah hati itu seluas danau itu, yang jika di larutkan garam se truckpun tidak akan mempengaruhi rasanya.”
“Sekarang pulanglah,,”
Dengan sedikit bigung dengan perkataan oran tua bijak, sipemuda pergi meninggalkan orang tua yang bijak itu.
Aneh... bukannya di berikan jimat atau sejenisnya. Malah diberikan minuman yang sangat tidak enak rasanya.
Woi....! bukan jimat yang dibutuhin untuk menjawab segala permasalahan yang ada di dalam hidup kita. Tetapi kelapangan hati dalam menerima masalah itu dan menyerahkan segalanya kepada ALLAH Yang Maha Kuasa. Kita semua manusia itu lemah dan tidak berdaya. Sudah sepatutnya kita berharap kepada ALLAH dan berusaha untuk menyelesaikannya. Tentu saja dengan cara yang benar... norak loh...!
hari gini masih pake jimat... kuno loh....! cupu...!
mending deh  minta jimatnya sama aku...
kuberi satu permintaan... monggo...
hahahaha.... J


No comments:

Post a Comment