Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Monday, June 20, 2011

DPR punya siapa?


Pemilihan umum atau pemilu merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh Negara untuk rakyatnya agar memilih perwakilannya di pemerintahan. Pemilu juga merupakan sebuah bukti bahwa suatu Negara telah melaksanakan demokrasi. Yaitu pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dalam pelaksanaan pemilu, diramaikan oleh berbagai macam partai dengan berbagai tujuan dan keinginan yang ingin dicapai ketika mareka menguasai pemerintahan. Apakah itu tujuan atau keinginan yang baik atau keinginan yang buruk. Kita sebagai rakyat tidak pernah tahu.
Pemilu itu merupakan bentuk pembodohan rakyat oleh pemerintah. Dengan mengatasnamakan demokrasi bagi rakyat yang padahal realitanya demokrasi itu hanya untuk segelintir orang. Rakyat hanya dipengaruhi untuk mengikuti keinginan demokrasi yang tidak pernah berpihak kepada rakyat.
Perlu adanya partai yang menyokong atau membantu para calon anggota dewan untuk melangkahkan kakinya ke gedung dewan yang suci. Disinilah permasalahan yang terjadi. Ketika mareka menjadi anggota dewan yang katanya merupakan perwakilan dari rakyat, apakah mareka akan benar-benar membela rakyat? Atau akan membela partai yang telah membantu mareka dalam mengangkat kaki ke gedung keramat.

Bagaimana jika partai itu punya tujuan masing-masing yang kemudian mengabaikan tujuan rakyat? Bagaimana jika setiap anggota dewan yang lolos menjadi anggota memiliki angenda yang bertentangan dengan rakyat. Bagaiman jika mareka (anggota dewan) antara partai mempunyai tujuan dan pemikiran yang berbeda satu sama lain sehingga mareka berkompetisi untuk mejadi yang no satu dengan berbagai cara. Baik itu berkoalisi atau menjadi partai oposisi? Rakyatlah yang tercepit di tengah-tengah partai ini.
Yang terjadi pada akhirnya mareka tidak lagi membela kepentingan rakyat dan tujuan dari rakyat. Mareka malah saling berjuang untuk partai mareka masing-masing dan tujuan dari partai mareka masing-masing. Rakyat kembali menderita. Untuk apa kita memilih mareka jika pada akhirnya kita yang menderita? Untuk apa adanya demokrasi jika pada akhirnya rakyat tidak pernah ada? Pada akhirnya demokrasi itu hanya untuk segelintir orang.
Permasalahan dari demokrasi kemudian adalah bagaimana kita mengetahui bahwa rakyat memilih idola mareka atau rakyat merasa telah terwakili oleh mareka? Bagaimana rakyat menyampaikan kekecewaannya jika yang dipilih tidak perduli kepada mareka? Bagaiman rakyat mengatakan aku benci kamu dan menyesal memilih kamu, kamu tidak pernah perduli dengan kami yang telah memilih kamu menjadi wakil kamu.
Rakyat tidak akan pernah melakukan itu, karena kita tidak pernah tahu siapa memilih siapa dan mareka memilih siapa. Karena suara yang dihitung adalah suara secara keseluruhan tanpa adanya nama dari pemilih dan pernyataan dari sipemilih bahwa dia memilih dia atau dia.
Namun sekarang sudah ada system yang independent di wilayah Aceh. Artinya setiap calon bisa berjalan ke panggung pemilihan tanpa harus berlabel partai. Ini bukanlah solusi yang diberikan, malah menambah keruwetan dari system yang sudah samar menjadi hitam. Ini belum tentu terbukti, namun akan segera terjadi; kita bisa melihat pada pemilukada Aceh.

No comments:

Post a Comment