Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Sunday, July 6, 2014

Melihat “Si Negatif” dari Perspektif “Si Positif”


Keren gak judulnya? Hahaha… yach, biar sedikit ilmiah, walaupun gak… ya… di-ilmiah-in aja, dengan menggunakan kata-kata yang jika didengar atau dibaca sama orang, reaksi yang dengar sama yang baca rada-rada bigung. Kebigungan mareka itu keberhasilan kita buat nunjukin kepinterannya kita, dan jadilah kita orang pinter, hahaha… tips biar kelihatan pintar… bikin orang lain bingung dengan istilah-istilah ilmiah yang kadangkala kita sendiri gak ngerti, asyik, hahaha… ini tips mujarab loh, lihat aja debat capres dan cawapres. Ketika debat para pasangan memakai kata-kata yang hanya mareka dan golongannya yang mengerti. Mareka mencoba nunjukin ke kita orang awam bahwa mareka pinter.

Dan… voila,,,! elektabilitas dari masing-masing capres dan capres meningkat setelah debat. Yach, walaupun survey elektabilitas ada yang dibayar dan enggak, yang jelas survey dari lembaga survey masing-masing calon mengaku adanya peningkatan elektabilitas setelah debat capres. Nach!, Meningkatnya elektabilitas mareka membuktikan kesuksesan mareka dalam membuat kita begong dan juga begok dengan istilah yang mareka gunakan. Menurutku, wajar mareka menggunakan istilah-istilah yang ilmiah, selain biar mareka kelihatan pinter, yang milih mareka juga udah pasti orang-orang pinter semuanya. Kita harus ingat, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat pendidikan nomor wahid dibandingkan dengan Negara lain di dunia, jadi wajar aja. (nomor wahid dari urutan terakhir, hehehe…)

Ai, melambung jauh dari topik nich, Sekarang muka serius dan serem ni, hehe… jadi, Ada satu perkataan atau bisa dikatakan pernyataan yang menurut ku sangat menarik, yang disampaikan oleh mantan presiden kita BJ Habibie. Perkataan tersebut beliau lontarkan ketika beliau di wawancarai dalam sebuah acara televisi. Aku tidak terlalu ingat persis sama, tapi intinya kira-kira beliau mengatakan seperti ini,
“Kita seharusnya bersyukur dan berterimakasih kepada mareka yang tidak menyukai kita, mareka yang selalu mencari kesalahan kita, mareka yang menghabiskan waktu membicarakan kejelekan kita. Secara sadar atau tidak, mareka telah menghabiskan waktu untuk memikirkan kita, memberikan perhatian kepada kita, walaupun kita tidak pernah sedetikpun memikirkan mareka atau bahkan mengenal mareka.”


Wow…! Ini yang ngomong orang pinter loh. Lihat bagaimana beliau menanggapi setiap ejekan, olokan orang lain kepada beliau. Wow…! Beliau bersyukur bro… dan tidak lupa berterimakasih atas perhatian mareka. Pernyataan ini sangat menohok, sangat-sangat menohok. Kalau boleh dianalogikan, pernyataan ini ibarat bom nuklir yang dijatuhkan ke dada dan hati para pendengki. Mareka yang tidak suka kepada beliau. Banyangin dahsyatnya bom nuklir, luar biasa. Positif banget bro…!

Ini salah satu contoh bagaimana cara kita menanggapi setiap perkataan orang tentang kita dibelakang kita, gossip-gosip yang enggak jelas kebenarannya yang hanya mareka lihat dan dengar terpisah dari banyak orang. Ibarat berita, informasi yang mareka comot dari Koran bekas dan radio rusak, trus direka ulang dan disebarin kalo lagi ngumpul atau pas lagi ada arisan di kantin, kos, café atau bahkan tempat ibadah.

Kita sebetulnya gak perlu nanggapin berita-berita miring yang gak jelas dari mana sumbernya. Itu yang diomongin tentang kita, kejelekan kita dan segala hal lainnya yang enggak bagus tentang kita, yang kadang-kadang kita sendiri enggak tau kita tu gimana. Tapi mareka tau dari ujung kaki ke ujung rambut, kutu dirambut di itung juga, gila gak tuch! Tapi jika memang perlu ditanggapin, ya begitu caranya, berterimakasih dan bersyukur.

Kita tidak perlu membuat isu tandingan tentang kejelekan orang yang membicarakan kita. Kalo kita tau kita lagi digosipin, trus kita tau siapa yang nge-gosip-in kita. Trus kita berusaha nyari kejelekannya dia, kesalahannya dia, plus bumbu penyedap rasa biar heboh dan enak didengar. Plus bahan pengawet biar isunya tahan sampe 10 tahun. Banyak banget energy yang kita keluarkan Cuma untuk mencari kejelekan orang lain. Ngabisin waktu ke hal-hal yang kayak gitu, gak ada manfaatnya, yang ada malah dosa yang numpuk. Apalagi ni bulan ramadhan. Kita bukannya minta ampun tapi malah numpukin dosa.

Tapi ngomong-ngomong ni, liat debat capres cawapres gak?! Ini isu menarik untuk dibahas, hehehe… jadi gini, kalo diperhatikan debat capres dan cawapres itu bukan lagi ajang untuk menyampaikan visi dan misi biar rakyat punya gambaran terhadap bakal calon presiden yang mareka pilih. Tetapi, lebih kepada ajang menyampaikan kesalahan dari masing-masing calon. Yach, yang namanya kesalahan tentu sesuatu yang pernah dilakukan (dengan sadar atau enggak) atau dianggap pernah dilakukan sehingga dianggap itu tindakan salah. Aku yakin, setiap calon telah melakukan riset jauh-jauh sebelumnya tentang calon lain. Sehingga mungkin saja mareka tau, calon lainnya itu tidur dan bangun jam berapa setiap harinya, ngupil apa enggak, mulutnya bau apa enggak, hahaha…

Hubungannya dengan topik yang lagi aku tulis asal-asalin ini adalah cara dari setiap calon menanggapi isu-isu atau kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan calon presiden. Para calon presiden lebih cenderung meng-counter isu tersebut dengan menonjolkan kejelekan dari calon lain. Akibatnya, para calon presiden ini sibuk dengan menunjukkan kesalahan masing-masing sehingga tidak fokus kepada visi dan misi mareka. Apalagi dengan sindiran yang menggunakan kata-kata yang ilmiah. Orang awam mana nyamboeng mas bro…! coba liat dari sisi positifnya lah. Calon lain mengumbar kejelekan kita, kita hanya perlu mengakuinya jika itu benar dan berterimakasih udah nunjukin kesalahan kita dan kembali focus kepada visi dan misi. Aku pikir tindakan yang seperti ini akan lebih dihormati oleh orang awam ketimbang mempertahankan kesalahan dengan retorika ilmiah, orang awam paling ngomong gini, “maaf pak, bapak-bapak ngomong apa yach? Ane enggak faham, mending ane dikasih uang, udah dua hari enggak makan, laper.”

Kembali ke topik, Biar bisa melihat si negatif dari perspektif si positif kita harus tau ni, bahwa ada hikmah dibalik setiap ke-apes-an atau ke-sial-an yang kita alami. Contohnya ni, aku pikir banyak contohnya, loe loe pade nyari sendiri aje,,, pusing… ingat-ingat aja peristiwa yang loe loe pade alamin, yang awalnya pahit tapi kemudian berbuah manis. Pasti banyak… Intinya, apapun permasalahannya selalu ada sisi positifnya, tergantung kitanya aja yang mau melihat dari sisi yang mana. Rada-rada sulit sich, tapi harus dicoba. Si negative sama si positif entu, ibarat dua sisi mata uang, selalu bersama, tidak dapat dipisahkan.



Yogyakarta, 7 Juli 2014.

No comments:

Post a Comment