BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari
ayah dan ibu yang merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga. Dalam keluarga orang tua memiliki tanggung
jawab penuh terhadap anggota keluarga, yaitu anak-anaknya. Selain memiliki
tanggung jawab “orang tua juga memiliki tugas yang harus dilaksanakan yaitu
mendidik dan membimbing anak, dalam hal ini orang tua ditempatkan menjadi
pendidik yang pertama dan utama terhadap anak, agar anak mampu berkembang
secara maksimal.”[1]
Dalam membimbing anak tentunya orang tua memperoleh
hambatan, diantaranya keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orang tua itu
sendiri, selain itu penggunaan metodenya pun masih kurang tepat, sehingga
proses bimbingan tidak berjalan seperti yang diharapkan. Perlu diketahui
bimbingan orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak, oleh karena
itu orang tua harus membimbing dan mendidik anaknya dengan cara yang tepat agar
anak memperoleh pendidikan yang baik.
Dalam Islam, pendidikan itu sangat
penting, untuk itu orang tua diharapkan harus dapat memberikan pendidikan yang
cukup untuk memperoleh pendidikan dengan baik, terutama pendidikan agama. Karena
pendidikan agama merupakan pendidikan yang utama dalam mewujudkan dan membentuk
sikap beragama pada diri anak, agar anak kelak bisa tumbuh dan berkembang
sesuai dengan nilai-nilai agama. Akan tetapi fakta kita lihat di lapangan,
sebahagiaan besar orang tua menganggap bahwa pendidikan agama tidak begitu penting
bagi anaknya, sehingga tak jarang mereka bersikap negatif terhadap pendidikan
agama, dan cenderung berfikir yang tidak sesuai dengan syariat agama. Mereka
beranggapan bahwa pendidikan agama mudah dipelajari dan mudah dimengerti oleh
anak, sehingga tanpa dibimbing oleh orang tuanya pun anak akan bisa dengan
sendirnya. Padahal apabila orang tua tidak memberikan bimbingan agama untuk
anaknya, dengan sendiri anak akan mudah terpengaruhi dengan lingkungan dan bisa
melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma-norma agama, yang semua itu bisa
berdampak negatif dalam kelangsungan hidupnya kelak baik di dunia maupun di
akhirat.
Oleh karena itu dalam pembahasan ini, penulis mengangkat
tema tentang permasalahan tersebut, karena penulis menganggap bahwa permasalahan
ini layak untuk diteliti. Alasannya karena penulis ingin mengetahui bagaimana
pengaruh bimbingan orang tua terhadap pendidikan agama anak. Untuk itu penulis
perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dan mendapat
penjelasan yang lebih jelas.
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di
atas, maka penulis mengungkapkan rumusan masalah yang dapat menjadi acuan dalam
pembahasan berikutnya. Di antaranya pokok masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimanakah peran orang tua
dalam membimbing anak terhadap pendidikan agama?
2.
Sejauh mana pengaruh dari
bimbingan orang tua terhadap Pendidikan Agama anak?
3.
Hambatan apa saja yang dialami
orang tua dalam memberikan bimbingan agama untuk anak?
4.
Upaya apa saja yang harus
dilakukan oleh orang tua agar untuk memperoleh pendidikan agama dengan baik?
B. Penjelasan Istilah
Agar memperoleh gambaran yang lebih tentang maksud dari
judul Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak, maka penulis
memberikan penegasan mengenai istilah-istilah dalam judul skripsi di atas
sebagai berikut:
1.
Pengaruh
Pengaruh adalah ”daya yang ada atau yang timbul dari
sesuatu, yang ikut membantu watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.[2]
Yang dimaksud pengaruh disini yaitu pengaruh yang timbul dari bimbingan orang
tua terhadap pendidikan agama anak.
2.
Bimbingan
Bimbingan adalah “penjelasan cara mengerjakan sesuatu”.[3]
Menurut Rochman Natawidjaja, yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya
yang berjudul Bimbingan dan Konseling di Sekolah, mendefinisikan bimbingan
sebagai berikut:
Bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri, sehinga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat.[4]
Jadi yang dimaksud
bimbingan dalam judul skripsi ini yaitu usaha yang dilakukan orang tua dalam
memberikan bantuan dan arahan yang bersifat kerohanian secara terus menerus
dalam memberikan dan menumbuhkan sikap beragama pada anak.
- Orang Tua
Orang tua adalah “ayah dan ibu”[5]
Orang tua yang dimaksud di sini adalah
ayah dan ibu kandung, yang mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab pertama
dan utama bagi anak. Karena anak merupakan amanat Allah atas orang tua yang
harus dibimbing dan dididik sehingga menjadi insan yang shaleh dan shalehah,
dan sesuai kodratnya orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam
kehidupan anak.
- Pendidikan Agama Anak.
Pendidikan agama anak adalah “pendidikan yang ditekankan
kepada akhlak terpuji dan ibadah kepada tuhan”.[6]
Menurut Sahilun A. Nasir dalam bukunya Peran Pendidikan Agama Terhadap
Pemecahan Problem Remaja, yang dikutip oleh Aat Syafaat dan kawan-kawannya
mengemukakan pengertian pendidikan agama islam sebagai berikut:
Suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak
didik yang beragama islam denagan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran
islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam
dirinya. Yakni, ajaran islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenaranya,
diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan,
pemikiran dan sikap mental.[7]
Jadi Pendidikan
agama islam yang dimaksud disini yaitu proses
mengarahkan anak kepada kehidupan yang baik, dengan memberikan
nilai-nilai agama sesuai dengan kemampuan dasar dalam kemampuan ajaranya.
C. Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penulis menyusun skripsi ini di
samping untuk memenuhi tugas-tugas dalam melengkapi gelar kesarjanaan pada
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Sigli, penulis juga mempunyai maksud sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui bagaimanakah
peran orang tua dalam membimbing anak terhadap pendidikan agama.
2.
Untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh dari bimbingan orang tua terhadap pendidikan agama anak.
3.
Untuk mengetahui hambatan yang
dialami orang tua dalam memberikan bimbingan agama untuk anak.
4.
Untuk mengetahui apa saja upaya
yang harus dilakukan orang tua agar anak memperoleh pendidikan agama yang baik.
D. Postulat dan Hipotesis
Dalam proses penelitian yang dilakukan harus selalu
berpegang pada postulat atau dasar pemikiran. Winarno Surachmad, mengartikan “Postulat adalah
titik tolak yang berguna untuk penyelidikan yang kebenarannya dapat diterima
dan tidak perlu dibuktikan lagi”.[8]
Yang menjadi postulat dalam penelitian ini adalah
1.
Tanggung jawab orang tua yang
paling utama adalah membimbing anak.
2. Bimbingan orang tua berpengaruh terhadap pendidikan agama.
Dengan berpedoman pada
anggapan dasar ( postulat ) diatas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa
hipotesisi, hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah yang akan di teliti sampai terbukti kebenarannya melalui data
yang terkumpul.
Berdasarkan pengertian
hipotesis diatas, maka yang menjadi hipotesis dalam penulisan skripsi ini
adalah :
- Peran
orang tua dalam membimbing anak dengan pendidikan agama belum maksimal.
2.
Adanya
pengaruh dari bimbingan orang tua terhadap pendidikan agama anak
- Masih adanya
kendala yang dihadapi orang tua dalam upaya membimbing anak dengan
pendidikan agama.
E. Metodologi Penelitian
1.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.[9]
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala
keluarga Gampong Beureueh II Kecamatan Mutiara Timur, sebanyak 200 KK.
Sampel adalah “sebahagian atau wakil dari populasi yang
diteliti”.[10]
Adapun sample yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 20% dari jumlah
populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menyebutkan bahwa
“Apabila subjek kurang dari 100 alangkah lebih baik sampelnya diambil semua,
sebaliknya jika jumlah subjek populasi lebih banyak, maka dapat diambil sample
sebanyak 10-15% atau 20-25% atau lebih”.[11]
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik ordinal random sampling, adapun ketentuannya sebagai berikut:
Jumlah Anggota Populasi :
200 KK
Jumlah Anggota Sample :
20%
JAS =
NP =
Jadi sample yang
diambil sebanyak 40 KK, dengan kelipatan 5 dari 200 anggota populasi.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam melakukan penelitian penulis
menempuh beberapa teknik yaitu:
a.
Library Research
Yaitu penelitian yang terpusat pada penelitian
perpustakaan dengan membaca dan menelaah sejumlah buku-buku, kitab serta
tulisan lainnya yang ada kaitannya dengan pembahasan dalam penelitian ini. Pentingnya telaah kepustakaan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Winarno Surachmad yaitu : “Penyelidikan tidak dapat diabaikan
sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan masalah yakni teori
yang dipakai pendapat para ahli mengenai aspek itu, penyelidik yang sedang
berjalan ataupun masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli”[12].
b.
Field Research
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara melihat
langsung ke lapangan yaitu lokasi penelitian yang telah ditentukan di Gampong
Beureueh II Kecamatan Mutiara Timur guna memperoleh data dalam rangka
penyusunan skripsi ini.
Untuk memperoleh data dari lokasi penelitian, penulis
menggunakan beberapa teknik yaitu:
1)
Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan cara berdialog langsung dengan
pihak yang dibutuhkan, untuk mengetahui hal yang dianggap penting. Wawancara
ini dilakukan dengan Keuchik, Sekretaris gampong, tokoh-tokoh masyrakat Gampong
Beureueh II Kecamatan Mutiara Timur.
2)
Observasi
Yaitu metode pengamatan meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap objek dengan menggunakan alat indra untuk memperkuat data
yang diperoleh. Observasi ini dilakukan dengan mengamati Peran orang tua
terhadap pendidikan agama anak, upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam
memberikan bimbingan pendidikan agama bagi anak, serta pengaruhnya terhadap
pendidikan agama anak
3)
Angket
Yaitu suatu sarana pengumpulan data yang diperlukan
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden yang
telah ditetapkan. Angket ini ditujukan kepada kepala keluarga dan ibu rumah
tangga di Desa Beureueh II Kecamatan Mutiara Timur.
4)
Dokumentasi
Yaitu metode dengan mengambil data-data dari benda-benda
tertulis seperti buku, dokumen, peraturan-peraturan, natulen rapat, catatan
harian dan sebagainya. Dokumen
ini diperoleh dari kepala Desa Gampong Beureueeh II Kecamatan Mutiara Timur
3.
Teknik Penulisan
Untuk teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman
pada buku-buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, yang dikeluarkan oleh Fakultas
Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Tahun 2002.
[1] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam, (Bandung :
Rosda Karya , 2007), hal. 155.
[2] Hasan Alwi, Kamus Besar Indonesia , Edisi. II, (Jakarta : Balai Pustaka,
2008), hal . 66
[3] Tim Prima Pena, Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Gita Media Press, 2008), hal. 136.
[4] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan
dan Konseling, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2002), hal. 19.
[5] Tim Prima Pena, Kamus Lengkap…,
hal. 477.
[6] Ibid, Hal. 501.
[7]Aat Syafaat, dkk, Peranan
Pendidikan Agama Islam, (Serang: Rajawali Pers, 2008), hal. 15
[8] Winarno Surachmad, Metode
Penelitian, (Bandung: Biro Ilmiah Pengetahuan, 1964), hal. 2.
[9] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2001), hal. 115
[10] Ibid, hal. 117
[11] Ibid, hal. 120
[12] Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Dasar, Metode, Teknik, (Bandung :
PN. Tarsito, 1980), hal. 301.
No comments:
Post a Comment