Aceh dengan penghasilan yang luar biasa ternyata mempunyai utang yang luar biasa. Tidak ada yag biasa di Aceh, semuanya serba luar biasa. Mulai dari masyarakatnya yang istimewa sampai pemerintahannya. Lihat saja betapa luar biasanya pemerintahan daerah Aceh sehingga sebagian daerah tidak mampu membayar gaji bulanan pengawai daerah mareka sendiri yang telah diplotkan setiap bulannya. Tidak masuk di akal, kemana uang yang telah menjadi jatah pengawai setiap bulannya itu hilang? Ada kemungkinan korupsi yang dilakukan oleh pemerintahan kabupaten itu sendiri.
Pemda terjebak utang, setidak itulah tulisan sebuah Koran nasional. Rasanya tidak masuk akal dengan utang di daerah dengan penghasilan alam yang cukup banyak. Bahkan melimpah melebihi daerah lain yang ada di wilayah Indonesia.
“Perjuangan yang melahirkan penderitaan” Kata yang pantas untuk di utarakan dan disampaikan kepada rakyat Aceh. Rakyat seperti keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya. Setelah masa konflik yang berkepanjangan sekarang dengan masalah korupsi dan mafia pajak. Tetap saja yang melakukan perbuatan biadab itu adalah awak droe teuh, ken goep (bangsa sendiri).
Ataupun kata lainnya yang mungkin paling tepat adalah rakyat Aceh telah jatuh pada lubang yang kedua kalinya pada lubang yang sama layaknya keledai. Sangat disesalkan kita ditipu oleh orang yang sama dan kita tetap mengagungkan mareka. Sungguh tragis nasib kita dengan berbagai musibah yang tertimpa terhadap kita sebagai bangsa Aceh.
Saya yakin kita semua pasti ingat dulu pada masa konflik, terdengar bahwa soeharto bapak pembangunan Negara kita telah menggadaikan kepala setiap anak dari bangsa Indonesia dengan utang satu juta perkepala. Karena Indonesia telah berutang kepada IMF dan kemungkinan tidak akan pernah terbayar hingga dunia kiamat.
Namun ternyata itu terjadi sekarang ini. Aceh yang katanya punya hasil yang melimpah ternyata juga mempunyai utang yang luar biasa. Setidaknya hampir semua pemda yang bernaung di propinsi Aceh mempunyai utang dengan bank dan pihak ketiga sebagai partner dalam proyek pembangunan. Utang yang hanya dan mungkin tidak terbayarkan jika pemerintah pusat tidak memberikan dan mengalokasikan dana khusus bagi setiap daerah.
Ada empat penyebab terjadi anggaran bermasalah, salah satunya adalah Penyimpangan dalam penggunaan angaran daerah. Proyek yang tidak jelas dan banyak lagi pembangunan yang tidak diperlukan namun tetap dibangun. Ada pihak-pihak yang bermain dan memanfaatkan moment perdamaian ini. Mareka memanfaatkannya untuk meraup keuntungan yang sangat besar dan memperkaya diri mareka. Tidak tanggung-tanggung mareka juga mengunakan senjata untuk mendapatkan proyek dan meminta uang kepada setiap bupati dan wakil daerah yang mareka dukung ketika pilkada perdana dilaksanakan di Aceh. Hal ini menyebabkan banyaknya dana yang keluar dari kas daerah ke kantong pemeras dan penjajah.
Masa konflik merupakan masa-masa yang sangat mengerikan dan tidak boleh terulang. Dan masa yang sangat buram dalam catatan sejarah bangsa Aceh. Namun akan sangat gelap pada masa sekarang ini. Aceh dipimpin oleh golongan-golongan yang tidak pernah mengerti akan tatanan pemerintahan dan tidak pernah tau apa itu pulpen. Mareka tidak pernah bisa memahami bagaimana sebatang pena dipergunakan dan dimanfaatkan. Mareka hanya tahu bagaimana mengunakan senjata dan bersilat lidah untuk sebuah pembenaran atas kebiasaan yang salah dikalangan serigala.
Apajadinya pemerintahan jika yang memegang kekuasaan tidak pernah tahu apa yang dia pegang. Apa jadinya seorang pembuat pena jika dia tidak pernah tahu untuk apa pena tersebut. Apa gunanya pandai berbicara jika seandainya kita menggunakan kebohongan untuk menipu rakyat.
Sekarang kita telah ditipu, udep udep di peuget!!!. Semua orang bisa tahu apa jadinya sebuah rumah jika dibuat oleh tukang gembala. Tidak bermanfaat padi berton-ton jika diberikan kepada anjing. Karena anjing tidak pernah makan padi. Begitulah perumpamaan pemerintahan kita sekarang ini. Yang memegang tampuk pemerintahan Aceh adalah orang Aceh dan itu adalah pejuang GAM DAN ANTEK-ANTEKNYA. Mareka berjuang atasa nama rakyat, Mengangkat pemimpin dengan mengancam rakayat. Setelah pemimpin itu berhasil menjadi wakil rakyat mareka kemudian memeras pemimpin tersebut dengan meminta uang dalam jumlah yang tidak rasional. Yang terjadi selajutnya adalah korupsi dan ketidakmampuan daerah dalam mengelola keuangan dan tidak mampu membayar gaji pengawai karena telah diberilan kepada mareka yang mengaku pejuang.
Mareka pejuang yang berjuang untuk diri mareka sendiri. Bangsa Aceh menyesal telah memilih mareka. Kami menyesal telah mendukung mareka yang katanya berjuang atas nama kami. Yang miskin seperti kami semakin miskin dan yang kaya semakin kaya.
Ditungkeu pih saboeuh lagee.. meunan kadeuh peeng dari awaknyan, ka rhuet kupiah. Yang paihs ta pecat jet ke tengkue… bahjet ke tungku manteng…
Setidaknya ada tujuh kabupaten yang diindikasikan bermasalah. Bireun, Aceh Utara, Aceh Selatan, Gayo Lues, Aceh Jaya, Pidie dan Kota Langsa. Semua daerah ini merupakan daerah yang sangat parah ketika konflik terjadi dan merupakan basis dari anggota GAM. Wajar saja daerah tersebut dipimpin oleh mareka. Maka lihat sekarang hasilnya, sangat menjajah. Utang yang terdapat pada setiap kabupaten tersebut adalah 20-30 miliar. Banyangkan jika perkepala dari penduduk Aceh termasuk anak-anak menanggung utang tersbut. Sampai matipun tidak akan lunas.
Rasanya percuma saja Aceh punya penghasilan yang tinggi namun tetap saja mempunyai utang yang tidak terbayarkan. Rasanya bangsa Aceh lebih pantas dipimpin oleh penjajah dari pada bangsa sendiri. Sejarah akan mencatat bahwa bangsa Aceh adalah bangsa yang bodoh dan jahil seperti tidak ada agama di dalam nurani mareka.
Kenapa kita tidak bersatu saja dan membunuh dan membakar semua harta pemimpin yang telah melakukan penganiayaan terhadap kita. Kita sedang memperjuangkan keadilan untuk diri kita sendiri dengan melawan penjajah. Kita sedang memperjuangkan Negara kita dari tangan dan pemerintahan yang dipimpin oleh perampok.
Mareka merampok dari kita dan memiskinkan kita dari segala segi, baik itu pendidikan, ekonomi maupun agama. Mareka telah melakukan pembodohan massal dan kita bangsa yang beruntung yang telah menjadi korban yang kedua kalinya. Selamat untuk kita semua, sukses selalu untuk ditipu buat kesekian kalinya.
No comments:
Post a Comment