Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Sunday, February 27, 2011

Kita Tidak Pernah Mardeka!

Siapa yang merasa dirinya mardeka? Apakah itu anda? Aku?! Atau banyak orang diluar sana yang merasa diri mareka telah mardeka? Apa ukuran seseorang mengatakan bahwa dirinya telah merdeka? Merdeka dalam konteks apa yang mareka gunakan sehingga mareka menyatakan diri telah mardeka?
Mardeka, terdengar simple tapi masih ambigu dalam tatanan sosial. Karena apapun itu, dalam pandangan social akan sangat relative, Kebenaran itu sangatlah relative. Sebagian lagi akan mengatakan atau berpendapat bahwa yang kita lakukan itu benar dan sebahagian lagi mengatakan benar dengan kondisi tertentu dan sebahagian lagi akan menyalahkan perbuatan yang kita lakukan. Demikian juga dengan makna mardeka dalam kehidupan kita.

Kata mardeka yang sarat dengan makna dan selalu menghiasi berbagai macam lini kehidupan manusia. Sebuah kata yang mempunyai pengaruh yang melebihi imajinasi manusia. Kata yang penuh makna dan mempunyai arti dalam berbagai dimensi. Kata ajaib yang biasa digunakan oleh setiap politisi untuk menjalankan misinya. Kata yang sering diulang-ulang dan terus diulang oleh para pejuang kemerdekaan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kata keramat yang menjadikan Indonesia mardeka. Dan benar saja, Indonesia kini telah menjadi Negara yang mardeka, bebas dari penjajahan belanda dan jepang. Dan dalam kondisi ini, kata mardeka dapat kita artikan dalam pemahaman bebas dari penjajah. Tidak ada lagi golongan pribumi dan raja atau tuan. Tidak ada lagi kerja paksa atau romusha atau apapun namanya dan jenisnya. Tidak ada lagi yang namanya “imperialisme” di negeri ini.
Setelah mardeka dari penjajah bukan berarti kita sudah mardeka. Tidak! Para pejuang lupa akan hal ini, mareka tidak sadar bahwa penderitaan dapat merubah karakter bangsa. Hanya dengan sedikit rayuan dan bantuan setan, jerukpun bisa makan jeruk. Itulah yang terjadi sekarang ini, Bangsa sendiri yang menjajah rakyatnya, bukan orang lain. Perbuatan yang lebih bejat dari penjajah. Kita tidak pernah merasakan kemerdekaan yang dulu diperjuangkan.
Berbagai bentuk pemberontakan yang dilakukan untuk mendapatkan kemerdekaan juga tidak berujung kepada kemerdekaan. Selalu saja hal yang sama terjadi, bahkan lebih parah. Aceh saja contohnya, mareka berjuang atas nama rakyat aceh dan menyatakan mardeka dari pemerintahan Indonesia. Namun apa yang terjadi sekarang, setelah adanya otonomi malah mareka yang menjajah rakyatnya. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme seperti barang yang sudah biasa. Dengan mudah didapatkan di negeri Aceh yang katanya serambi mekkah. Tidak malu mareka mengatakan Aceh serambi mekkah. Seharusnya nama itu sudah tidak cocok lagi untuk disandang di negeri para lanun.
Pada kenyataannya, Kita tidak pernah mardeka dari kemiskinan, kita tidak pernah mardeka dari kebebasan dalam berpolitik, kita tidak pernah bebas kemana-mana mengelilingi negeri kita sendiri. Kita selalu diperas dengan berbagai macam aturan yang diskriminatif. Aturan yang hanya diperuntukkan untuk orang miskin. Hanya untuk satu coklat saja kita bisa dipenjara 3 sampai 6 bulan. Harga yang dibayar bagi orang yang tidak dengan sengaja mengambilnya. Apa ini yang dikatakan mardeka?!
Negara Indonesia memang sudah mardeka, namun apakah anda sudah mardeka? Jika anda menjawab iya, aku yakin anda sedang berbohong; pada aku dan pada diri anda. Karena aku yakin kita semua belum mardeka. Apakah anda setuju atau tidak itu adalah fakta. Realita yang tidak bisa ditutupi. Pada kenyataannya kita tidak pernah mardeka dari diri kita dan orang lain.
Dan Hal yang membuktikan kita tidak pernah mardeka terhadap diri sendiri adalah ketika anda pergi untuk jalan-jalan, anda harus melihat-lihat baju apa yang akan di pake biar terlihat bagus (hanya contoh kecil). Dan bagaimana pendapat orang terhadap baju kita. Setiap kali kita memikirkan pendapat orang lain terhadap kita maka sebenarnya kita tidak pernah mardeka. Setiap kali kita tidak bisa menjadi diri sendiri dan selalu harus mendengarkan pendapat orang lain terhadap kita maka sebenarnya kita tidak pernah mardeka. Kita tidak pernah bisa berekspresi sesuai dengan keinginan kita. Kita hanya mengikuti pendapat orang lain tanpa peduli apa yang kita inginkan sebenarnya. Jauh dari lubuk hati kita, kita sangat ingin melakukan hal yang sangat kita inginkan, apapun itu, namun tidak pernah terwujud hanya karena memikirkan pendapat orang lain terhadap kita. Kita tidak pernah mardeka!.
Mardeka dalam hidup hanyalah klise belaka, tidak realita. Kita tidak pernah mardeka, dan tidak akan pernah mardeka jika kita tidak berjuang untuk mendapatkan kemardekaan itu. Bebas dan lepas tanpa harus memikirkan pendapat dan efeknya terhadap kita. Tidak perduli dengan setiap pendapat dan cemoohan orang lain terhadap kita. Selama yang kita jalankan itu tidak keluar dari norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam tatanan social. Selama yang kita lakukan tidak pernah menyakiti orang lain.
Karena pada prinsipnya, kita boleh melakukan apapun di dunia ini tanpa harus memikirkan aturan tetapi, ada tetapinya, kita juga harus menghormati hak orang lain. Artinya tidak menganggu orang lain dengan perbuatan kita. Karena setiap manusia punya hak yang sama dalam kehidupan ini.
Namun apa sebenar arti dari kata mardeka? Bagaimana mardeka itu? Tergantung anda dalam memahaminya. Jika anda hidup dengan sederhana dan bisa melakukan apapun dengan leluasa di negeri yang penuh dengan perampok dan itu menurut anda sudah mardeka, maka bisa saja. Jika anda merasa bebas dalam berbaut apapun dan tidak perlu pendapat dan padangan orang lain, tidak takut cemoohan orang, itu yang anda maksud mardeka dari diri sendiri. Bisa saja.
Bagaimana arti madeka itu, tergantung anda mau melihat dari segi apa. Yang jelas, kita tidak pernah mardeka.

No comments:

Post a Comment