Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Thursday, January 15, 2015

Mas Joko Sudah Tidak “Tampan”

Mohon perhatiannya sejenak, terimakasih. Ini hanya karangan bebas. Bebas dari realitas atau kejadian yang sebenarnya. Jika ada kesamaan cerita maupun bentuk karakter dari pelakon cerita, itu merupakan ketidak sengajaan yang sengaja untuk tidak sengaja.

Pada awal pemilu tahun kemaren, banyak temen pada nanyak, kamu milih siapa nanti? Kenapa milih ini? Kenapa milih itu? Dan bla..bla..bla.. dst. Ada sebagian yang setelah nanyak trus mempromosiin presiden pilihan mareka masing-masing. Ada juga yang malah gak merespon setelah aku jawab pertanyaan mareka. Kalaupun direspon, jawabannya singkat… ya, o, ehm,,, oke,,, trus… sambil nekan2 tombol hp ditangan….,,, aiss… sedih bener nasibku… hehehe.. but, it’s oke…

Jadi jawaban ku terhadap pertanyaan, kamu milih siapa? Ya,,, maaf, aku sebagai warga indosia dari daerah antah barantah tidak memilih. Kenapa?! Karena menurutku dua-duanya sama saja. Dua-duanya punya track record yang luar biasa, aku yakin dua-duanya pantas menjadi presiden. Dua-duanya merupakan figure pemimpin yang hebat.  Tapi harus diingat, pemilihan presiden merupakan  pertarungan politik; melibatkan orang banyak. Tak hanya yang memilih, tapi juga yang akan dipilih serta orang dibelakang calon presiden. Menilai figure presiden doang, tanpa melihat atau mengabaikan orang dibelakang presiden sangatlah tidak realistis. Sebaik apapun figure yang dijual ke publik, jika orang dibelakangnya gak bagus, aku kira sama saja. Figure presiden setiap tahunnya boleh berbeda, tapi kendaraan politiknya beserta elemen didalamnya masih orang yang sama. Ya, sama saja. Nul…


Kalau boleh dianalogikan, mas joko sebagai orang “tampan” artinya punya track record yang bersih; trus kendaraan politiknya mobil buntut, kalo rusak… ya tetap dorong… bandingkan kalo mas joko “tampan” trus mengendarai mobil keren yang mewah dan bagus… ya kemungkinan rusak sangat kecil, 0,000000000001 prosen. Ketampanannya akan bernilai lebih ketika punya mobil bagus. Namun, ketampanannya akan berkurang jika mengendarai mobil buntut. Sangat sedikit wanita mau mendorong mobil buntut kalo rusak. Hehehe…

Kalo mau logis, gak ada sich partai politik yang gak terlibat kasus. Hampir semuanya berjalan ke arah yang berbeda dengan tujuan bernegara dan janji ketika kampanye. Mas joko dan mas prab, dua-duanya punya kendaraan buntut. Track record kendaraan keduanya pernah bermasalah serta mogok ditengah jalan. Ada banyak bagian komponen dari kendaraan tersebut yang rusak. Macam-macam penyebabnya, salah satunya mungkin terlalu ingin mengemukkan rekening masing-masing. Kalo pun komponen nya diganti yang baru, gak akan bertahan lama. Ya jelas aja, kendaraan buntut. Ganti yang ini, rusak yang itu, ganti yang itu rusak yang lain lagi.

Kasus yang baru-baru ini, calon “kopolsi” yang dijadikan tersangka oleh kpk sebagai contohnya. Memang benar azas praduga tak bersalah harus ditaati, tapi "kpk" juga gak asal ngomong. Belum ada satupun tersangka yang dinyatakan tersangka oleh "kpk" gak diadili. Mungkin ini bakalan jadi yang pertama. Disini, Transaksi politik makin lama makin terlihat. Bagi2 kue demokrasi semakin nyata, walau banyak orang yang mencoba menyangkal. Tujuannya mgkn saja untuk mengamankan kepentingan elit. Ibunda miga mendukung BG untuk jadi kepala kopolsi. Om urya dari partai basdem melakukan lobi2 biar si calon jebol. Posisi mas joko sepertinya hanya stempel bagi ibunda sama om. Atau jangan dikatakan stempellah, tapi actor yang sedang bermain di film demokrasi indosia. Pada posisi ini, mas joko sudah berkurang ketampanannya. Mungkin ini hanya sebagian kecil dari sample dan tidak bisa digeneralisirkan untuk mendapatkan kesimpulan yang bagus. Aku juga gak merasa perlu memaparkan banyak kasus untuk membenarkan pernyataanku. Toh kita semua bisa melihat yang terjadi disekeliling kita.

Dari pandanganku sebagai orang awam yang “terlalu jenius”, itu sudah cukup sebagai contoh bahwa kedua calon presiden; dulu ketika mencalonkan diri sebagai presiden; pada dasarnya sama saja. Figure yang sangat bagus, tapi sayangnya mengendarai mobil buntut.

Mungkin, ini hanya mungkin, dan hanya mungkin, beli mobil baru dengan komponen yang baru, mental yang baru, akan lebih bagus. Harganya mungkin lebih mahal, tapi bisa dijamin gak akan mongok atau bahkan mati ditengah jalan. Dan sangat pasti akan membawa bangs indosia ke tujuan yang sebenarnya yaitu kemardekaan yang sebenar-benarnya mardeka. Mas joko pun akan kelihatan lebih tampan dari biasanya. Dan Bangsa Indosia, bisa menjadi bangsa yang besar. sekian,,, terimakasih...



Yogyakarta, 15 Januari 2015.

No comments:

Post a Comment