Sedikit kilas balik awal pemberontakan yang terjadi di Aceh. Pemberontakan yang awalnya hanya sebatas menuntut pelaksanaan syari’at di Aceh tidak lebih dari itu. Namun pada pemberontakan setelah itu, mulai bergema tentang kemerdekaan. Kemudian menjadi parah menjadi pembantaian terhadap ras-ras tertentu untuk mencapai kemerdekaan yang diidamkan. Padahal, pada awal pemberontakan semua suku yang ada di Aceh bersatu untuk satu tujuan yaitu pelaksanaan syari’at Islam.
Pada dasarnya bukan kemerdekaan yang diinginkan, namun kenapa pada akhirnya menjadi keinginan untuk mardeka. Hal ini tidak terlepas dari kepentingan politik segelintir orang bodoh. Dan hal ini terlihat jelas ketika Aceh mengurungkan niatnya untuk mardeka dan kembali kepangkuan RI orang-orang bodoh itupun dengan tidak malu menampakkan mukanya ke public. Mareka tidak pernah merasakan penderitaan yang dirasakan oleh rakyat Aceh. Yang mareka tahu untuk sekarang ini adalah bagaimana mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Merangkul setiap jabatan yang ada disetiap lini pemerintahan Aceh. Untuk mempermudah jalan mareka dalam memperkuat dinasti.
Rakyat yang menderita, sedangkan mareka bersenang-senang diatas penderitaan rakyat. Korban konflik terabaikan, yang miskin tambah miskin, yang kaya tidak pernah melihat kebawah. Namun mareka tetap berjalan membusungkan dada seolah-olah mareka yang telah menyelamatkan Aceh dari cengkeraman penjajah. Padahal mareka tidak pernah melakukan apapun hanya modal kefasehan dalam berbicara mareka telah menjadi pahlawan.
Aku ingat salah seorang dari mareka yang menobatkan dirinya sebagai pejuang dari rakyat Aceh. Namun pada akhirnya dia menjadi pejuang yang berjuang untuk dirinya sendiri. Berbicara atas nama rakyat dan agama untuk menciptakan satu dinasti baru yang lebih bejat. Mareka tidak sadar, sebelum dan sesudah kadatangan mareka tidak ada perubahan yang berarti bahkan lebih parah. Aku ingin mengatakan bahwa, pengorbanan yang dilakukan rakyat Aceh tidak sebanding dengan yang terjadi saat ini. Itu semua hanyalah klise sementara bagi rakyat Aceh. Namun realitanya, banyak rakyat Aceh yang tidak pernah mencicipi kemajuan yang dialami Aceh.
Banyangan dan impian yang mareka lempar ke masyarakat Aceh tidak pernah terealisasi. Memang, hanya banyangan dan impian, cukuplah untuk mareka yang tidak memegang senjata. Yang berjuangkan Cuma kita bukan mareka. Mareka beranggapan rakyat tidak membantu mareka dalam perjuangan. Habis manis sempah dibuang. Tidak bermaksud memprovokasi. Kenyataannya memang demikian, mareke yang menganggap dirinya berjuang telah menciptakan dynasty baru. Dan setiap keluarga dari mareka yang dekat dengan penguasa dynasty baru juga melakukan hal yang sama seperti dynasty yang telah lalu.
Hanya ingin megingatkan sesama, jika ada orang yang mengajak untuk memberontak dan melakukan hal yang melanggar undang-undang sebaiknya orang tersebut dibunuh saja. Hanya menimbulkan perpecahan didalam tubuh bangsa Indonesia saja. Mareka juga pembohong yang mencari kesempatan atas nama rakyat, keadilan dan kemerdekaan. Jika ada orang yang mengajak untuk membuat kerusuhan dengan alasan SARA, gantung saja orang tersebut. Karena kita semua hidup di satu tempat dan Negara yaitu bangsa Indonesia. Lagi pula sudah kodrat kita manusia diciptakan dengan berbagai macam suku bangsa supaya kita saling bekerja sama. Jadi apanya yang perlu diperjuang atas nama kepentingan kelompok.
Cukup sudah penderitaan yang kita alami. Janganlah kita menjadi penjajah terhadap bangsa sendiri. Jika dulu kita mengatakan bahwa mareka salah dan diskriminasi dalam melakukan pembangunan. Bagaimana dengan kalian sekarang? Apakah kalian tidak diskriminasi?! Yang kalian lakukan lebih bejat dan buruk dari yang dulu-dulu. Kalian menipu rakyat yang telah membantu kalian, kalian menipu rakyat atas nama agama dan keadilan. Kalian juga tidak terlebih adil dari pendahulu kalian. Kalian hanya mementingkan diri kalian dan keluarga kalian.
Bagai kambing yang di kandangkan dan tidak pernah diberi makan, setelah dilepaskan kalian makan bagai anjing. Mungkin kalimat itu cocok untuk kalian. Pengkhianat bangsa!!!, selamat bersenang diatas penderitaan kami, mandilah dengan darah kami. Makanlah setiap daging bangkai yang berasal dari sanak saudara kami yang mati karena kalian. Taik kalian semua!!!
Dengan memberikan jalan yang baru dan bangunan yang baru tidak akan mengantikan mareka yang telah tiada. Perjuangan bodoh kalian yang telah membuat kami menderita. Kalian berikan kami jalan yang bagus, kalian kira kami senang?! Kalian kira bisa mengantikan sanak keluarga kami yang hilang?! Makan tu aspal!!! Makan tu bagunan yang bagus, toh kami juga tidak bisa menikmatinya. Tetap aja kami hidup di dalam gubuk reyok hasil konflik dan penderitaan yang kalian ciptakan. Seharusnya kami tidak perlu hadir ditengah perjuangan bodoh kalian.
Hasil yang sekarang ini tidak sebanding dengan ribuan nyawa yang telah tiada. Kemerdakaan yang kalian berikan hanyalah klise dan mimpi belaka. Jika ada kesempatan datanglah kegubuk kami ini. Jangan hanya duduk diistana meugah kau saja.
No comments:
Post a Comment