Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Tuesday, March 22, 2011

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN –PERUBAHAN DALAM MASA PUBERTAS PADA SISWI KELAS 1 DI MTsN BEUREUNUEN KECAMATAN MUTIARA KABUPATEN PIDIE TAHUN 2009


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak – kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian tangung jawab pada masa dewasa. Remaja Secara umum dianggap individu berusia antara 10 – 19 tahun, sehingga kesehatan reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan fisik, sosial, dan emosional kaum muda. Remaja memiliki masalah yang berbeda dari orang dewasa sehingga program kesehatan seksual dan keluarga berencana yang ditujukan kepada kaum muda harus dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan bukan diadaptasi dari program yang sudah ada yang ditujukan kepada orang dewasa. Kaum muda perlu mengumpulkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar  dari kehamilan yang tidak diinginkan, terlindung dari Infeksi Menular Seksual  (IMS), dan dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat Secara seksual. ( Glasier. A, 2005 )


 
Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif. ( http://grahacenikia.wrodpress.com.2009/06/12/ )
Banyak orang tua yang memiliki anak berusia remaja  merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri.  Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata orangtua para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa.  Sebaliknya, bagi para remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jati diri yang mandiri dari pengaruh orangtua.  Keduanya memiliki kesamaan yang jelas remaja adalah masa yang kritis untuk memulai hidup sebagai dewasa. Seringkali remaja seakan menjadi tidak patuh kepada apa yang menjadi aturan orang tua, orang tua sebaiknya bisa bertindak lebih bijak untuk untuk memberi kesempatan kepada remaja agar dia bisa mengambil keputusan sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan.
Permasalahan yang teramat kompleks seringkali menempatkan remaja pada situasi yang sulit, hal ini mengakibatkan anak yang pada masa pubernya tidak mendapatkan pengetahuan dengan cara yang benar atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang terjadi, akan dapat berakibat menjadikan suatu pengalaman yang traumatis bagi remaja. Oleh karena itu pengetahuan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja sangat penting, pengetahuan ini harus diperoleh dengan cara yang benar dan kompleks, sehingga tanggung jawab yang harus diselesaikan dalam tahap perkembangannya tidak mereka hadapi dengan perasaan takut dan cemas. (http://rumahrizal.multiply.com/jurnal/item /18/remaja )
Kehamilan Tidak Diinginkan ( KTD ) di kalangan remaja hingga sekarang masih menjadi dilema yang belum dapat diselesaikan secara tuntas. Banyak kalangan yang pada akhirnya memojokkan remaja sebagai pelaku tunggal. Jika dicermati lebih jauh munculnya KTD di kalangan remaja adalah akumulasi dari serangkaian ketidak berpihakkan berbagai kalangan terhadap remaja, hambatan tersebut antara lain menyangkut upaya memberikan informasi kesehatan reproduksi yang cukup dan mendalam, serta semakin banyaknya remaja yang terjebak oleh mitos dibanding dengan fakta
Tingkat aborsi yang terjadi di tanah air mencapai dua juta orang/tahun, dan 30% diantaranya atau 600 ribu orang dari kalangan remaja. KTD pada remaja menunjukkan kecenderungan meningkat berkisar 150.000 hingga 200.000 kasus setiap tahunnya. servei yang pernah dilakukan pada sembilan kota besar di Indonesia menunjukkan KTD mencapai 37.000 kasus, 27 persen di antaranya terjadi dalam lingkungan pranikah dan 12,5 persen adalah pelajar. (http://www.geocities.com/guntoroutamadi/artikel-remaja-asia-beresiko.html)
Biro Pemerintahan Provinsi Aceh mencatat, jumlah penduduk Aceh hingga April 2009 mencapai mencapai 4,67 juta jiwa. Atau meningkat 645.341 jiwa bila dibandingkan empat tahun lalu yang tercatat sebanyak 4,05 juta jiwa. “2.35 juta jiwa diantaranya laki-laki dan sisanya 2,32 juta jiwa perempuan, Penduduk terbanyak berada di Kabupaten Pidie yang mencapai 438.233 jiwa, Untuk Nanggroe Aceh, penduduk usia sekolah tercatat 1.088.662 atau sekitar 25 persen dari keseluruhan penduduk, yaitu usia Sekolah Dasar 7-12 tahun (542.588), SLTP 13-15 tahun (275.294) dan SLTA 16-18 tahun (270.780 orang). (http://www.satudunia.net/?q=content/remaja-aceh-minim-pengetahuan-tentang-kespro)
MTsN  Beureunuen merupakan Madrasah Tsnawiah Negeri satu – satunya di kecamatan Mutiara dan berlokasi di Kecamatan Mutiara Timur, jumlah keseluruhan siswa  MTsN Beureunuen 848 siswa dengan jumlah siswa perempuan 465 dan laki – laki 383 siswa.  Siswa kelas 1 berjumlah 287 siswa dengan jumlah perempuan 150 dan laki – laki 137 siswa.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa terdorong untuk memberikan buah pikiran dalam bentuk penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul  gambaran pengetahuan remaja putri tentang perubahan – perubahan dalam masa pubertas pada siswi kelas 1 MTsN Beureunuen kecamatan Mutiara kabupaten pidie tahun 2010.

1 comment: