“Jika hidup ini hanyalah mimpi, maka nikmatilah hidup ini sembari
mempersiapkan diri bertemu sang ILAHI.”
Tidak salah jika kita berpikiran bahwa kita tidak punya pilihan akan
hidup yang kita nikmati ini. Tidak salah jika kita berkata bahwa kita
hanya menjalankan apa yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta. Akan
salah jika seandainya kita pada saat yang sama menyalahkan Tuhan
karena ketentuan-ketentuanNYA. Marah kepada Tuhan karena ketentuan
yang DIA tetapkan kepada kita tidak baik, tidak bagus dan cenderung
membuat kita tersiksa atau bahkan telah membuat kita tersiksa selama
kita hidup dan memulai jalan hidup kita di dunia.
Jika kita berpikir bahwa hidup yang kita jalani adalah ketentuan
ilahi maka jalani saja. Jangan pernah mempertanyakan tentang
ketentuan Tuhan terhadap kita. Jangan pernah bertanya kepada Tuhan
tentang taqdir yang telah DIA tetapkan kepada kita. Dengan
mempertanyakan itu maka kita telah membuat Tuhan marah karena
keimanan kita terhadap kekuasaanNYA berkurang atau bahkan sudah tidak
ada.
Jika kita berpikir bahwa hidup yang kita jalani merupakan ketetapan
dari Tuhan yang tidak bisa ditawar. Maka kita tidak berhak menawar
kepada Tuhan. Kita tidak berhak meminta kepada Tuhan karena percuma
meminta jika memang semuanya telah ditakdirkan. Kita tidak perlu lagi
berdoa karena sudah pasti tidak dikabulkan oleh Tuhan. Ya karena
Tuhan telah menetapkan segala sesuatunya sebelum kita lahir hingga
kita mati. Tugas kita hanya menjalani apa yang menjadi ketentuanNYA.
Jika kita berpendapat bahwa hidup yang sedang kita jalani merupakan
ketetapan Tuhan yang tidak akan pernah bisa dirubah. Namun ada berapa
sih sifat Tuhan itu? apa Tuhan hanya mempunyai sifat dalam menentukan
qadar saja? Apa tidak ada sifat Pengasih dan Penyayang pada
Tuhan? Apa tidak ada sifat Maha Mengetahui pada Tuhan?
Jika kita mengatakan bahwa hidup yang kita jalani ibarat sebuah jalan
yang telah ditentukan oleh Tuhan, dan kita ditugaskan menelusuri
jalan tersebut sembari melihat dan memuja Tuhan. Namun apakah kita
tidak bisa berbelok atau bahkan loncat mengambil jalan yang telah
ditempuh oleh orang lain atau merampas jalan yang sedang dijalani
oleh orang lain? Apa hanya satu jalan yang ditetapkan oleh Tuhan
kepada kita?
Tidak salah jika pemikiran kita demikian, namun akan sangat salah
jika kita menggugat Tuhan karena pemikiran kita itu. Saya yakin bahwa
kita semuanya menyakini bahwa sifat Tuhan itu banyak tidak hanya satu
atau 2 saja. Jangan terjebak dengan perasaan putus asa sehingga
mencari pembenaran dengan keadaan kita. Pesimitis bukanlah jiwa dan
taqdir manusia yang hidup didunia. Kita tidak aka nada di dunia jika
kita bukan pemenang. Tuhan sangat menyanyangi kita dengan selalu
memberikan pilihan dan kebebasan kepada kita dalam mengambil dan
menjalani hidup kita.
DARI SAHABAT UNTUK SAHABAT, hanya mengingatkan BUKAN
meng-ajar-kan atau men-ceramah-i.
Yogyakarta, 28 September 2013.