Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa menunggu...Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.

Thursday, July 17, 2014

Tambang Pahala


Tau bulan Ramadhan gak nich?! Ya, itu pertanyaan konyol atau bahkan pertanyaan yang gak perlu ditanyakan. Aku mau check aja, barangkali ada yang kurang tahu tentang bulan ramadhan. Aku yakin semua Tentu tahu bulan ramadhan. Bulan ramadhan itu merupakan bulan dimana umat islam diwajibkan untuk berpuasa… tapi apa itu definisi yang benar? Tentu saja benar, namun tidak lengkap, kita tidak perlu membahas itu. Intinya semua tahu bulan ramadhan, itu saja.
Bulan Ramadhan itu ibarat tanah atau lapangan yang luas dan lapang; dimana didalam lapangan atau tanah tersebut terdapat berbagai macam emas, intan dan berlian. Bayangkan bangun di pagi hari, menghirup udara segar di luar dan kita mengatakan kepada diri sendiri, ini hari yang sangat baik dan menyenangkan. Kemudian Kita mengambil karung atau tas dan keluar halaman rumah untuk mengambil intan, emas dan berlian. Tanpa ada yang mengatakan bahwa kamu telah mencuri, karena semua itu dengan mudahnya kita temukan dan kita ambil dengan percuma tanpa harus membayar alias gratis. Semua boleh mengambil apa yang dapat mareka ambil selama mareka mau mengambilnya. Dan itu dapat kita lakukan setiap hari semudah kita mencabut rumput di halaman rumah; Semudah kita dapat menemukan batu di setiap sudut jalan. Satu-satunya kendala adalah rasa malas dan ketidakmauan kita untuk mengambil itu semua.
Kalo boleh aku ibaratkan, seperti itulah bulan ramadhan. Kita dengan mudahnya mendapatkan pahala, karena setiap tindakan baik yang kita lakukan akan dibalas berkali-kali lipat di bulan yang baik ini. Tidur aja bagi yang puasa di bulan ramadhan bisa mendapatkan pahala. Belum lagi melakukan tindakan kebaikan lainnya seperti shalat taraweh, atau bersedekah. Bulan puasa ini ibarat tambang pahala bagi mareka yang mau mencari pahala untuk tabungan akhirat. Kalo ibarat cuaca ada musim hujan, kemarau dan semi, maka bulan ramadhan merupakan musim hujan yang membawa berkah bagi petani. Pahala dengan mudah didapatkan bagai mencari air di musim hujan.
Makanya dengan kemuliaan bulan ramadhan seharusnya sangatlah rugi jika kita mengabaikan begitu saja. Kita harus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kesempatan yang kita miliki di bulan yang penuh dengan berkah ini. Menyia-nyiakan bulan ramadhan sama halnya dengan membiarkan kesempatan kita berbuat baik hilang begitu saja. Jangan biarka bulan ramadhan berlalu begitu saja bersama waktu. Kejar setiap detik bulan ramdhan dengan berbuat kebaikan. Cegat dan rampok setiap detik yang kita lalui dibulan ramdhan untuk mendapatkan pahala sebagai tiket kita menuju takwa, kemudia berakhir di surga. Tidak mudah, tapi kita bisa berusaha. Karena hasil dari penempaan dibulan ramadhan itu tidak terlihat pada saat bulan ramadhan, tapi setelahnya.


Sunday, July 6, 2014

Melihat “Si Negatif” dari Perspektif “Si Positif”


Keren gak judulnya? Hahaha… yach, biar sedikit ilmiah, walaupun gak… ya… di-ilmiah-in aja, dengan menggunakan kata-kata yang jika didengar atau dibaca sama orang, reaksi yang dengar sama yang baca rada-rada bigung. Kebigungan mareka itu keberhasilan kita buat nunjukin kepinterannya kita, dan jadilah kita orang pinter, hahaha… tips biar kelihatan pintar… bikin orang lain bingung dengan istilah-istilah ilmiah yang kadangkala kita sendiri gak ngerti, asyik, hahaha… ini tips mujarab loh, lihat aja debat capres dan cawapres. Ketika debat para pasangan memakai kata-kata yang hanya mareka dan golongannya yang mengerti. Mareka mencoba nunjukin ke kita orang awam bahwa mareka pinter.

Dan… voila,,,! elektabilitas dari masing-masing capres dan capres meningkat setelah debat. Yach, walaupun survey elektabilitas ada yang dibayar dan enggak, yang jelas survey dari lembaga survey masing-masing calon mengaku adanya peningkatan elektabilitas setelah debat capres. Nach!, Meningkatnya elektabilitas mareka membuktikan kesuksesan mareka dalam membuat kita begong dan juga begok dengan istilah yang mareka gunakan. Menurutku, wajar mareka menggunakan istilah-istilah yang ilmiah, selain biar mareka kelihatan pinter, yang milih mareka juga udah pasti orang-orang pinter semuanya. Kita harus ingat, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat pendidikan nomor wahid dibandingkan dengan Negara lain di dunia, jadi wajar aja. (nomor wahid dari urutan terakhir, hehehe…)

Ai, melambung jauh dari topik nich, Sekarang muka serius dan serem ni, hehe… jadi, Ada satu perkataan atau bisa dikatakan pernyataan yang menurut ku sangat menarik, yang disampaikan oleh mantan presiden kita BJ Habibie. Perkataan tersebut beliau lontarkan ketika beliau di wawancarai dalam sebuah acara televisi. Aku tidak terlalu ingat persis sama, tapi intinya kira-kira beliau mengatakan seperti ini,
“Kita seharusnya bersyukur dan berterimakasih kepada mareka yang tidak menyukai kita, mareka yang selalu mencari kesalahan kita, mareka yang menghabiskan waktu membicarakan kejelekan kita. Secara sadar atau tidak, mareka telah menghabiskan waktu untuk memikirkan kita, memberikan perhatian kepada kita, walaupun kita tidak pernah sedetikpun memikirkan mareka atau bahkan mengenal mareka.”

Thursday, July 3, 2014

Perspektif


“Perspektif, ada banyak sisi… bisa dipilih, tentu saja yang baik buat kamu…”
Perspektif dalam kamus besar bahasa indonesia dapat diartikan sebagai cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar dan tinggi); perspektif juga dapat diartikan sebagai pandangan atau sudut pandang.[1] Jadi sangat bergantung kepada pengetahuan dari orang yang memberikan pandangan atau pendapat. Refleksi dari yang dikatakan seseorang itu berdasarkan pengetahuannya akan apa yang dibicarakan atau diutarakan. Tidak semua pandangan orang lain itu cocok atau sesuai dengan keadaan kita. Kita hanya perlu memilah dan memilih mana pendapat atau pandangan yang cocok dengan kita.
Jadi, Ada satu kisah yang sering kali diulang dan hampir setiap waktu jika bercerita tentang sifat manusia dalam melihat realitas yang ada didepan mareka. Kisah ini merupakan kisah yang paling sering diutarakan dan mungkin hampir semua orang tau kisah ini. Ini merupakan kisah seorang yang sangat bijak, sangking bijaknya hingga Allah pun menyebutkan namanya di dalam Al-qur,an. Nama orang bijak tersebut adalah Lukmanul Hakim. Si orang bijak yang selalu mengingatkan anaknya akan Allah, dan selalu memberikan nasehat yang penuh makna kepada anaknya.